Maya (Tara Basro) berusaha untuk bertahan hidup di kota tanpa ada keluarga. Tetapi untungnya ada Dini (Marissa Anita) sahabatnya yang jatuh bangun bersamanya mencoba memperbaiki hidup. Tetapi semua berubah ketika Maya mendapat informasi bahwa ia memiliki warisan dari keluarga Maya di sebuah desa. Tetapi mereka tidak menyadari bahaya yang menanti mereka disana.
Adegan selama kredit film: Tidak Ada Adegan setelah kredit film: Tidak Ada
Percakapan (via telepon) dua perempuan petugas tol menjadi scene pembuka film Perempuan Tanah Jahanam. Maya (Tara Basro) dan Dini (Marissa Anita) membahas perjuangan mereka menghadapi hidup sehari-hari di ibukota. Tiba-tiba muncul mobil misterius yang (katanya) sering muncul di depan Maya beberapa hari belakangan. Seorang lelaki membawa pedang menghampiri Maya dan berusaha membunuhnya. Lelaki yang ternyata membawa sesuatu dari masa lalu Maya.
Lakon natural ditampilkan oleh Tara dan Marissa. Bagaimana obrolan perempuan pada umumnya ditampilkan hampir di sepanjang film. Mereka mampu membangun relasi saling membutuhkan sebagai dua perempuan yang seperti saudara kandung karena tidak mempunyai keluarga di ibukota.
Scene pembuka menjadi gerbang film mengalir dengan meyakinkan. Scoring dan sinematografi ciamik mampu membangun atmosfer horor, yang contoh sederhananya, pasar sepi di siang bolong bisa menjadi sebegitu menakutkan bagi Maya (dan tentu penonton!).
Premis dua pemudi ibukota pergi ke kampung halaman terpencil untuk mendapatkan sisa harta yang katanya peninggalan orang tua untuk membuat kehidupan mereka lebih baik sangat masuk akal dan menjanjikan. Tujuan awal mereka ternyata tidak sesuai dengan kenyataan. Kedatangan mereka berdua di kampung tersebut ternyata mengusik adat dan kebiasaan warganya. Banyak orang yang jadinya mengincar nyawa mereka.
Harta yang “diincar” mereka berupa rumah gedong yang sudah lama ditinggal pemiliknya. Saya jadi punya pikiran waktu pertama kali lihat rumah tersebut, akan seperti film horor box office Joko Anwar tempo hari, Pengabdi Setan, yang hampir sepanjang film hanya berlatar di dalam rumah itu dan halamannya. Ternyata saya salah. Cakupan latar film meluas menjadi satu desa, tetapi tidak membuat pembuat film keteteran dalam menyampaikan cerita.
Ario Bayu dan Christine Hakim yang menjadi tokoh antagonis utama mempunyai karakter yang kuat. Mereka mampu memperdaya para warga sehingga bisa menjadikan mereka panutan.
Unsur lokalitas yang eksotis mengingatkan saya dengan film Midsommar. Joko Anwar membalut horor dengan cerita rakyat lokal menjadi nilai plus film ini sehingga lebih relevan untuk penonton di Indonesia.
2 komentar untuk Perempuan Tanah Jahanam
Vicky Eridani Roem -
Selamat malam bung admin ini tayang tgl 17 Oktober apa 19 September terima kasih
Admin Bioskoptoday -
Pertengahan Oktober